Site icon Radio Suara Medan

Ngantuk di Siang Hari? Hati-hati, Bisa Jadi Pertanda Mulai Pikun

Jakarta – Sering merasa ngantuk dan lelah di siang hari saat beraktivitas? Bisa jadi kondisi ini bukan sekadar kelelahan, tetapi bisa juga ada hubungannya dengan kondisi serius.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rasa kantuk ekstrem setiap hari dan kurangnya semangat untuk beraktivitas mungkin merupakan indikasi peringatan dini penyakit terkait demensia.

Para Ahli Ungkap Rasa Ngantuk Akibat Penyakit Demensia

Dikutip dari Times of India, motoric cognitive risk adalah kondisi yang menurut para ahli dapat bertindak sebagai tanda peringatan demensia. Pasien MCR seringkali memiliki kombinasi kesulitan memori dan kecepatan berjalan yang berkurang, tetapi mereka tidak mengalami demensia atau keterbatasan mobilitas yang parah.

Kondisi yang relatif kecil ini tampaknya menjadi hubungan antara gangguan kognitif dini dan gejala demensia yang lebih parah. Dalam sebuah studi baru-baru ini, Para Ahli mengamati pasien yang berusia di atas 76 tahun yang melaporkan ngantuk berlebihan setiap hari dan kurangnya keinginan.

Mereka menemukan bahwa orang-orang ini jauh lebih mungkin terkena MCR. Mengenali MCR sejak dini dapat menjadi langkah yang sangat penting dalam memperlambat atau bahkan mencegah perkembangan demensia.

Rasa Kantuk Yang Berlebihan Berkemungkinan Lebih Besar Mengalami MCR

Dalam penelitian tersebut, orang yang sering mengalami rasa kantuk seperti itu memiliki kemungkinan tiga kali lebih besar untuk mengalami MCR dibandingkan dengan mereka yang tidak melaporkan masalah ini.

Meskipun penelitian ini tidak mengklaim bahwa rasa kantuk secara langsung menyebabkan MCR, penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang kuat. Ini berarti mereka yang terus-menerus mengantuk di siang hari mungkin perlu memeriksakan pola tidur dan kesehatan kognitif mereka.

Penelitian menunjukkan bahwa individu yang sering merasa sangat mengantuk di siang hari mungkin memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengembangkan MCI. Penyebabnya bisa beragam, termasuk gangguan tidur seperti sleep apnea, depresi, atau kondisi medis lainnya yang mempengaruhi kualitas tidur. Kurangnya tidur yang berkualitas dapat memengaruhi kesehatan otak, berkontribusi pada penurunan kognitif dan masalah memori.

Exit mobile version